Jakarta's Problem.

Jakarta.
Kota yang menawarkan berjuta gemerlapnya.
Kota yang menawarkan kebesarannya.
Kota yang menawarkan kemegahannya.
Kota yang memiliki nyaris segalanya.

Tapi.....
Ada masalah besar yang tidak kunjung usai di Ibukota kita tercinta ini.
Permasalahan lalu lintas dan banjir.

Permasalahan lalin, di Jakarta tentu saja tentang kemacetan. Jakarta luar biasa padat, banyak sekali kendaraan yang berada di ruas jalan-jalan DKI Jakarta. Menyebabkan kemacetan luar biasa. Ditambah gas buang yang sangat merusak kebersihan udara di Ibukota kita.

Salah siapa sebenarnya? Pemerintah kah? Warganya kah?
Daripada menyalahkan sana sini baiknya kita semua berkaca, dan merenungkan apa yang terjadi disekitar kita. jangan menutup mata dan seolah-olah tidak perduli.
Udah diurain di twitter tentang pandangan-pandangan saya.

p.s: bacanya dari gambar yg paling bawah ke paling atas ya:)




Itu soal kemacetan yg ga abis-abis. Sebenarnya awal kenapa saya bisa bahas macet tuh, gara-gara baru sekali ini saya bawa motor di Jakarta, saking lamanya sampe pengen nangis, udah macet, asap knalpot parah, trus udara Jakarta juga yg panas.

Ada satu masalah besar lagi di Ibukota kita tercinta ini, yaitu Banjir.
Sedikit bercerita, tahun 2007 kalo ngga salah, Jakarta kena musibah banjir siklus 5 Tahunan.
Trus waktu itu domisili saya di Kelapa Gading, daerah yang rawan banget banjir. Trus listrik juga mati waktu itu, selama 3-4hari banjir ga surut-surut. Kemana-mana, saya dan sodara-sodara saya naik perahu karet gitu. Buat beli makan dan sebagainya.. haha lucu, daerah sekelas Kelapa Gading, masih aja saluran pembuangan airnya jelek.

Kenapa sih Jakarta bisa banjir?
IMO, ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya.
Sudah hampir tidak adanya daerah resapan air. Mungkin ada, tapi sangat minim sekali. Daerah resapan air itu dibeton, dan dibangun menjadi gedung-gedung atau perumahan-perumahan yang menutupi daerah resapan tersebut.
yang kedua, seperti kita ketahui bersama sebagian wilayah Jakarta berada dibawah permukaan laut. Otomatis, air buangan akan sulit mengalir ke laut.
yang ketiga, drainase atau saluran air di Jakarta itu buruk. Karena banyaknya perumahan di Jakarta, otomatis drainase disetiap perumahan berbeda, ada yang besar, ada yg berukuran kecil. Banyak saluran air yang tersumbat sampah dan air tidak dapat langsung masuk ke saluran karena terhalang trotoar.
dan sebab lain adalah adanya bangunan semi permanen di bantaran kali DKI Jakarta.

Terus siapa dong yg salah?
BOTH.

Pemerintah salah apa? membiarkan terus menerus adanya pembangunan tanpa disertai dengan adanya standarisasi saluran pembuangan. Serta pemerintah tidak berani mengambil sikap kepada penduduk semi permanen di daerah sepanjang sungai.
Warga salah apa? tidak adanya kesadaran sosial dan diri sendiri akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Budaya hidup tidak bersih masih melekat kepada hampir 3/4 warga Jakarta. Akibatnya, 1 yang berbuat maka 100 yang akan menerima akibatnya.

Solusi?
Untuk pemerintah, harus bisa menekan laju pembangunan gedung-gedung ataupun bangunan lain yang menutupi daerah serapan air.
Harus bisa tegas kepada warga nakal yang membangun bangunan semi-permanen di bantaran sungai.
Berani mengambil tindakan tegas kepada warga yang membuang sampah sembarangan. Jangan lupa sosialisasi bahayanya jika membuang sampah senbarangan.

Nah, untuk kita sebagai warga Ibukota, mulailah dari hal kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya. Dan mulai peduli pada lingkungan sekitar.

Untuk lingkungan yang lebih baik kenapa tidak? :)





Sekian,
Ini untuk Jakarta saya yang tersayang, ketika saya sayang, maka saya akan Peduli :)


Regards,
Desiree.

No comments:

Post a Comment